Jumat, 09 Desember 2011

Yuks bercerita!

Dalam sebuah hubungan, komunikasi sangat berperan. Mungkin karena dari kecil saya dibesarkan di lingkungan keluarga yang selalu mengkomunikasikan apapun yang dialaminya. Dalam keluarga kami selalu makan bersama dan selalu ada obrolan di meja makan. Apa yang saya dan kakak-kakak saya alami di sekolah, apa yang diaalami Papa saya di kantor, dan apa yang dialami Mama saya di rumah selalu diceritakan. Dan itu terbawa sampai sekarang. Bukan tidak pernah kami misscommunication, padahal kami sering berkomunikasi. Nah, yang sering berkomunikasi saja pernah miskom, apalagi kalau tidak pernah komunikasi.

Obrolan dengan teman-teman saya yang mempunyai pacar dan bercerita bahwa pacarnya curigaan atau cemburuan atau malah teman saya yang ternyata begitu, membuat saya ingin menulis blog ini. Bagi saya, kalau kita terbuka, cerita tentang kehidupan kita dengan pasangan kita, sebenarnya akan meminimalisir kecurigaan-kecurigaan yang akan muncul. Suatu hubungan harus dilandasi kepercayaan. Saat pasangan kita bercerita tentang teman-temannya, keluarganya, kehidupannya, seharusnyalah kita percaya. Bukan berarti percaya 100%, tapi positif thinking sajalah. Selama tidak ada yang ditutup-tutupi, saya berusaha percaya dengan pasangan saya. Saya tipe orang yang curigaan sebenarnya. Makanya untuk dekat dengan orang saya susah. Tapi sekalinya saya sudah dekat dengan orang itu, itu berarti saya nyaman dan percaya dengannya. Sekalinya saya tahu ada yang ditutup-tutupi dari saya, maaf, alarm curigation saya berbunyi. Dan ini tidak hanya berlaku terhadap pasangan, tetapi terhadap semua orang di sekitar saya.

"Memang lu ga cemburu kalau cowok lu jalan sama cewek lain?" tanya teman saya. Yah, selama pasangan saya bercerita bahwa mereka mau jalan, sebatas apa hubungan mereka, saya ga cemburu koq. Was-was iya, tapi ya sudahlah, toh dia cerita koq. Lain hal kalau pasangan saya tidak cerita apa-apa dengan saya. Jadi buat apa sih cemburu-cemburu ga jelas?? Ga boleh jalan sama ini, ga boleh jalan sama itu!! Mulai sekarang, yuks belajar bercerita dengan keluarga, pasangan. Dan belajar berpositif thinking. Selamat belajar :)


Run run run

Emang salah ya kalau habis putus dan mencari yang baru??!
Emang ga boleh kalau habis putus lalu dekat dengan orang lain??!
Emang kalau dekat harus berarti akan pacaran??!

Agak kecewa dengan respon orang terhadap mereka yang sedang memiliki kedekatan tertentu. Tertentu ini bisa diartikan macam-macam, bisa jadi dekat sebagai teman sharring, dekat sebagai teman sehobi, ataupun dekat sebagai gebetan. Berawal dari teman yang curhat karena cewek yang lagi dekat sama dia dapat cerita negatif tentang dirinya.

Kedekatan teman saya dengan seorang cewek ini berawal dari kenyamanan yang didapat saat berinteraksi. Tidak ada maksud untuk menjadikan pelarian, justru malah teman saya ingin lebih serius. Hanya saja ada kendala di keluarganya. Sejauh ini hubungan mereka baik-baik saja sampai ada orang lain yang mengatakan hal negatif tentang teman saya dan melarang untuk berhubungan dengan teman saya.

Bukan maksud membela teman saya. Namun, mereka kan sudah besar. Apa yang menjadi keputusan mereka itu sudah menjadi pilihan mereka dan mereka harus sudah siap dengan apapun resikonya. Orang tersebut kan tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi di antara teman saya dan teman dekatnya itu. Daripada melarang lebih baik memberikan gambaran saja. Toh kan tidak tahu pasti apa yang dialami dua sejoli tersebut. Yah, masing-masing orang memang beda dalam menanggapi kejadian tersebut. Semoga teman dekat teman saya dan teman saya itu lebih dewasa dan bijak dalam menanggapi hal ini.