Jumat, 09 Desember 2011

Yuks bercerita!

Dalam sebuah hubungan, komunikasi sangat berperan. Mungkin karena dari kecil saya dibesarkan di lingkungan keluarga yang selalu mengkomunikasikan apapun yang dialaminya. Dalam keluarga kami selalu makan bersama dan selalu ada obrolan di meja makan. Apa yang saya dan kakak-kakak saya alami di sekolah, apa yang diaalami Papa saya di kantor, dan apa yang dialami Mama saya di rumah selalu diceritakan. Dan itu terbawa sampai sekarang. Bukan tidak pernah kami misscommunication, padahal kami sering berkomunikasi. Nah, yang sering berkomunikasi saja pernah miskom, apalagi kalau tidak pernah komunikasi.

Obrolan dengan teman-teman saya yang mempunyai pacar dan bercerita bahwa pacarnya curigaan atau cemburuan atau malah teman saya yang ternyata begitu, membuat saya ingin menulis blog ini. Bagi saya, kalau kita terbuka, cerita tentang kehidupan kita dengan pasangan kita, sebenarnya akan meminimalisir kecurigaan-kecurigaan yang akan muncul. Suatu hubungan harus dilandasi kepercayaan. Saat pasangan kita bercerita tentang teman-temannya, keluarganya, kehidupannya, seharusnyalah kita percaya. Bukan berarti percaya 100%, tapi positif thinking sajalah. Selama tidak ada yang ditutup-tutupi, saya berusaha percaya dengan pasangan saya. Saya tipe orang yang curigaan sebenarnya. Makanya untuk dekat dengan orang saya susah. Tapi sekalinya saya sudah dekat dengan orang itu, itu berarti saya nyaman dan percaya dengannya. Sekalinya saya tahu ada yang ditutup-tutupi dari saya, maaf, alarm curigation saya berbunyi. Dan ini tidak hanya berlaku terhadap pasangan, tetapi terhadap semua orang di sekitar saya.

"Memang lu ga cemburu kalau cowok lu jalan sama cewek lain?" tanya teman saya. Yah, selama pasangan saya bercerita bahwa mereka mau jalan, sebatas apa hubungan mereka, saya ga cemburu koq. Was-was iya, tapi ya sudahlah, toh dia cerita koq. Lain hal kalau pasangan saya tidak cerita apa-apa dengan saya. Jadi buat apa sih cemburu-cemburu ga jelas?? Ga boleh jalan sama ini, ga boleh jalan sama itu!! Mulai sekarang, yuks belajar bercerita dengan keluarga, pasangan. Dan belajar berpositif thinking. Selamat belajar :)


Run run run

Emang salah ya kalau habis putus dan mencari yang baru??!
Emang ga boleh kalau habis putus lalu dekat dengan orang lain??!
Emang kalau dekat harus berarti akan pacaran??!

Agak kecewa dengan respon orang terhadap mereka yang sedang memiliki kedekatan tertentu. Tertentu ini bisa diartikan macam-macam, bisa jadi dekat sebagai teman sharring, dekat sebagai teman sehobi, ataupun dekat sebagai gebetan. Berawal dari teman yang curhat karena cewek yang lagi dekat sama dia dapat cerita negatif tentang dirinya.

Kedekatan teman saya dengan seorang cewek ini berawal dari kenyamanan yang didapat saat berinteraksi. Tidak ada maksud untuk menjadikan pelarian, justru malah teman saya ingin lebih serius. Hanya saja ada kendala di keluarganya. Sejauh ini hubungan mereka baik-baik saja sampai ada orang lain yang mengatakan hal negatif tentang teman saya dan melarang untuk berhubungan dengan teman saya.

Bukan maksud membela teman saya. Namun, mereka kan sudah besar. Apa yang menjadi keputusan mereka itu sudah menjadi pilihan mereka dan mereka harus sudah siap dengan apapun resikonya. Orang tersebut kan tidak tahu apa sebenarnya yang terjadi di antara teman saya dan teman dekatnya itu. Daripada melarang lebih baik memberikan gambaran saja. Toh kan tidak tahu pasti apa yang dialami dua sejoli tersebut. Yah, masing-masing orang memang beda dalam menanggapi kejadian tersebut. Semoga teman dekat teman saya dan teman saya itu lebih dewasa dan bijak dalam menanggapi hal ini.











Jumat, 28 Oktober 2011

Welcome to the Jungle

"Jangan pernah berteman dengan teman kantor di situs sosialita!" ujar salah seorang teman kuliah saya. Awalnya saya tidak setuju akan hal itu. Karena memang akun-akun sosialita saya di dunia maya saya kunci. Hal ini saya lakukan untuk menjaga privacy saya. Namun, sekarang saya mengerti maksud teman saya itu. 


Dalam dunia kerja, persaingan pasti terjadi. Tinggal mana yang dipilih, persaingan sehat atau tidak sehat alias jegal-jegalan. Dulu pertama kali saya kerja, saya ga pernah mikir "ada udang di balik batu" orang-orang yang baik sama saya. Mereka baik, ya saya baik. Mereka jahat, saya ga merasa jahat sama mereka, ya cuekin aja.


Tapi, lama-lama saya pun mulai menjaga jarak dengan rekan kerja. Termasuk di kantor saya sekarang ini. Saya berteman dengan mereka, ngobrol, tapi tetap saya tidak mau terlalu dekat dengan mereka. Biarlah hubungan saya dengan mereka sebatas hubungan rekan kerja. Tidak ada curhat-curhatan pribadi, bahkan curhat kerjaan pun saya memilih dengan teman di luar kantor.


Kemarin salah seorang teman saya berantem dengan atasannya. Teman saya ini merasa dia dijadikan boneka oleh atasannya. Dia ga suka dengan cara atasannya yang mereimbursh hampir semua pengeluaran pribadi dan meng-mark up pengeluaran. Kalau atas nama atasannya sih gapapa, ini nama teman saya dimasukkan. *mending kalau duitnya nyampe, ini enggak #eh hahahaha (b'canda). Kebetulan saya kenal juga dengan atasan teman saya ini. Dulu saya lihat hubungan mereka dekat, seperti ibu dan anak. Ternyata, ada udang di balik tepung *nyam :P


Nah, dari kejadian ini lah, saya mengerti maksud dari perkataan teman saya di awal cerita ini. Ya, sebenarnya ga cuma dari kejadian ini, banyak teman-teman saya yang lain bercerita mengenai kantornya. Emang kejam ya hidup ini. Eh, bukan hidup ini yang kejam, tapi orang-orangnya hehehe...

Selasa, 25 Oktober 2011

Sang Petualang Cinta Pensiun

Kemarin malam adalah hari dimana saya dan teman-teman melepas masa lajang salah seorang teman saya. Entah karena diiringi alunan gitar yang syahdu atau memang sedih, yang pasti saat "wejangan" suasana menjadi mengharukan. Hahaha...agak lebay memang.




Ga nyangka, teman saya sebentar lagi akan memulai perjalan baru dalam hidupnya. Akhir minggu ini dia akan menikah. Shock saat saya mendapat kabar dia akan menikah. Gimana ga shock, kalau selama ini ga pernah ngomongin masalah menikah. Justru saya masih ingat dia pernah bilang "Udah lah Tee, nikmati aja hidup ini. Pacaran, pacaran aja. Bosan, cari yang lain." Yups, teman saya ini terkenal playboy hahaha...piss yaaa :p. Lebih kaget lagi saat tahu calon istrinya baru kenal beberapa bulan. Kalau saya tidak salah 5 bulan yang lalu mereka kenal kemudian pacaran dan memutuskan untuk menikah. Dan sebelumnya teman saya itu baru saja putus.


Tapi selain shock, saya senang mendengarnya. Alhamdulilah teman saya bertobat hahahaha. Iya dong, dengan dia akhirnya memutuskan untuk menikah, berarti wanita yang sekarang ini adalah wanita terakhir dalam perjalanan cintanya. Memang Tuhan memberikan cara yang berbeda-beda pada tiap orang. Berbahagia karena calon istri teman saya dapat membuat teman saya mengambil langkah besar dalam hidupnya dan menghentikan petualangan cintanya *halah*. 


Saya sering ketawa-tawa sendiri kalau melihat perjalanan cinta teman-teman saya sampai akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. Lucu-lucu perjalanannya. Dan bagaimana perjalanan saya hingga nanti "The Big Day" itu tiba?? Let we'll see. :)


28 Oktober 2011 akan menjadi hari terakhirnya menjadi lajang. Hilang 1 lagi teman midnite, teman nonton java jazz, teman cela-celaan :(. Di luar itu semua, Selamat bro, gw yakin sih lu akan jadi suami yang baik. Tapi sekedar mengingatkan, yang sekarang ini adalah istri lu, bukan pacar lagi yang semudah itu diputuskan kalau bosan. Lu akan tiap hari ketemu istri lu, jadi ga boleh bosen ya... *big hug*


*Dedicated for my beloved friend+brother+neighbour

Rabu, 06 Juli 2011

Seperempat Abad

Wohooo...sebenarnya saya sudah mengantuk tapi apa daya karena habis makan ga mungkin langsung tidur *elus2 perut*. Jadi, membunuh waktu saya mau nulis aja. Sebenarnya saya sudah lama mau nulis ini, tapi karena sibuk dengan the-sis (yang finally kelar juga, sayang belum dapat the-bro juga), baru sekarang deh nulisnya.


Diawali dengan doa mama saya yaitu "Mudah-mudahan cepat dapat pacar ya dek". Kalimat yang seumur-umur diucapkan dengan sadar dan tulus dari lubuk hati yang paling dalam oleh mama saya, sontak membuat saya tertegun. Ada apakah gerangan? Dan itu tak hanya sekali diucapkan, di lain kesempatan pun diulang kembali *ffiuh*. Dan itu menjadi pikiran saya tapi hanya sementara :D Selanjutnya saya tetap cuek.




Beberapa orang yang sempat dekat dengan saya, mereka pun sudah berpikir ke arah pelaminan. Dan tentu sajaaaaa, saya kabur hehehe... Ditambah lagi teman-teman saya juga membicarakan pernikahan *tepok jidat*. Bukan saya ga mau nikah, tapi jujur saya pada saat itu belum ada pikiran untuk menikah di usia seperempat abad ini. Kadang saya berpikir, teman-teman saya yang kecepetan atau saya yang terlalu cuek?Target saya 27 tahun, jika Tuhan berkenan, saya diijinkan menikah di usia tersebut. Dan saat itu prioritas saya adalah menyelesaikan studi magister saya. 


Belum lagi trauma masa lalu saya yang menyebabkan saya berpikir berulang-ulang kali untuk menjalin hubungan dengan salah satu pria di luar sana. Apalagi membicarakan pernikahan, aduuuhh, bikin deg-deg serrr. Entah karena terpaan-terpaan kanan kiri, ditambah obrolan saya dengan salah satu teman lelaki saya, membuat saya berpikir kembali. Sampai kapan saya takut masa depan karena masa lalu? Apakah sekarang saatnya kembali membuka hati? Semoga saya cepat mendapatkan jawabannya.




*Maaf bagi kalian yang tersakiti dengan sikap saya. Tulisan ini jawaban untuk kalian :)

Selasa, 05 Juli 2011

Hadiah Terbesar Bimbel Senen

"Tenda Senen menang sebagai tenda terdisiplin dan terbaik" YEAAAAAYYYYY!!!

Saat mendengar kabar gembira dari salah satu rekan pengajar Bimbel Senen, bahagia luar biasa saya. Ingin rasanya memeluk adik-adik saat itu juga. Namun sayangnya saya tidak bersama mereka saat itu *hiks*. Dua predikat yang berhasil diraih adik-adik Bimbel Senen dalam Jambore Sahabat Anak XV yang diadakan pada tanggal 2-3 Juli 2011 di Buperta Ragunan, sontak membuat adik-adik dan kakak-kakak pengajar lompat kegirangan. Kemenangan yang tidak kami duga benar-benar membuat kami merasa bangga pada adik-adik.

Saya langsung flash back saat-saat kegiatan belajar mengajar kami, dimana susahnya mengatur adik-adik supaya duduk tenang, mendengarkan kami mengajar mereka, membantu mereka mengerjakan soal latihan. Kami harus teriak supaya mereka mendengar kami. Belum lagi ada dari mereka yang berantem, nangis, ngomong jorok *sigh*. Kalau sudah begitu, kami kakak-kakak hanya bisa berpandang-pandangan, menghela nafas, berbisik-bisik betapa kami capek menghadapi mereka. Hanya kerinduan kami agar adik-adik Bimbel Senen bisa mendapatkan apa yang menjadi hak mereka sebagai anak Indonesia yang membuat kami bertahan.

Yah, adik-adik Bimbel Senen adalah anak-anak jalanan yang bermukim di pinggir rel Senen. Mereka masih kecil, polos, namun sudah harus menghadapi kerasnya kehidupan. Mereka membantu orangtuanya mencari nafkah, dimana seharusnya mereka bisa bermain, sekolah seperti anak-anak lainnya. Lingkungan yang keras membuat mereka "matang", seenaknya, berwatak keras :(

Tapi, namanya anak-anak tetaplah anak-anak. Mereka butuh kasih sayang dan perhatian. Dan terbukti, di saat kami datang bermodalkan kasih sayang, mereka welcome dengan kami, mereka sayang pada kami, mereka menganggap kami keluarga. Keceriaan yang mereka berikan kepada kami membuat kami selalu ingin bertemu dengan mereka.

Kemenangan yang mereka raih, Tenda terdisiplin dan Tenda Terindah, sangat sangat membuat kami terharu sekaligus bangga. Terharu ternyata dengan tingkah laku mereka yang kadang membuat kami menghela nafas, mereka adalah adik-adik manis yang bisa DISIPLIN. Kelelahan kami tiba-tiba sirna dengan prestasi yang adik-adik raih.
We're proud of them. Love them so much. 

Sabtu, 09 April 2011

Sabtu Ceria

Sekarang tanggal 9 April 2011 dan jatuh pada hari Sabtu. Pagi tadi saya bangun jam 6, itu juga dibangunin teman saya lewat telepon. Wooww...weekend tapi bangun pagi!! Ada apa gerangan?!


Yak, saya bangun pagi karena jam 9 saya harus mengajar private salah satu adik SA Senen. Dan dari pagi saya mengalami kejadian yang "menyenangkan". Diawali dengan BB saya yang tidak bisa BBM, dkk. Cek dan ricek, pulsa padahal terpotong dan status saya tidak terdaftar sebagai pelanggan paket BIS (Blackberry Internet Service). Telepon 116 susah untuk bisa bicara dengan petugas. 


Yang kedua, dalam perjalanan ke Senen, tiba-tiba si adik SMS kalau dia tidak bisa belajar sekarang karena mau belajar kelompok. Oke, saya sudah bangun pagi dan sudah di jalan, in the last minutes she cancelled. Great!


Segera buat rencana baru, pergi ke Rawamangun, ambil fotocopy-an buku. Dan eng ing eng...Buku yang seharusnya jadi kemarin, hari ini belum jadi. Sudah ga bisa mengumpat lagi, hanya ketawa-ketawa dalam hati.


Next trip, GraPari, dapat antrian #3045, sedangkan no terakhir yang dilayani sampai di #3041. Oke sedikit cerah, karena tidak perlu menunggu lama. Tapi ternyata oh ternyata, ada 5 meja yang sedang melayani customer antrian #3037 - #3041 yang tak kunjung selesai. Jadi dengan kata lain, walaupun tinggal 4 customer lagi sebelum saya, tetap saja lama banget. Dan akhirnya hasil yang saya dapat bahwa memang ada kesalahan system sehingga paket saya ter-deactived-kan. Dan akan direfund dalam bentuk pulsa yang memakan waktu kurang lebih 7 hari. *sigh*


Malamnya sepulang mengajar, saat saya mandi, ternyata di tangan saya ada beberapa luka kecil akibat ulah anak-anak yang saya ajar. Owh lengkapnya hidup ini. Yang pasti hari ini saya belajar untuk menjalani apapun dengan sukacita. Walaupun dongkol, tapi saya berusaha untuk tertawa. Minimal menertawakan diri sendiri dengan kejadian-kejadian yang menimpa saya.

Kamis, 07 April 2011

Akal Bulus Petugas

Sebelum bulan Maret berakhir, Ayah saya meminta saya untuk membuat surat keterangan bahwa masih kuliah. Surat ini nantinya akan digunakan untuk mengurus laporan pajak tahunan Ayah saya. Lho koq??

Iya, jadi tahun lalu saya dan orangtua saya pergi ke luar negeri. Dikarenakan Ayah saya tidak membawa Kartu Keluarga, akhirnya saya dan Ibu saya bayar fiskal. Nah, inilah yang mau diurus Ayah saya supaya pajaknya dipotong dengan fiskal itu. Dalam peraturannya, yang menjadi tanggungan wajib pajak adalah anak sampai berumur belum 25 tahun.


Bulan Maret tahun ini, saya baru saja menyandang gelar seperempat abad itu. Tapi pihak kelurahan sudah mencoret nama saya sebagai tanggungan wajib pajak. Kata petugas pajak saya sudah bukan tanggungan wajib pajak karena saya sudah berumur 25 tahun. Begitu pun petugas pajak.

Permasalahannya saya pergi ke luar negeri sebelum saya berumur 25 tahun. Seharusnya masih termasuk dunk. Bagi saya ini hanyalah akal-akalan petugas terkait saja. Perbedaan antara dipotong maupun tidak memang tidak seberapa, tapi kan tidak seharusnya begitu. Akal bulus petugas. Indonesia Indonesia.

Jumat, 01 April 2011

Say Yes to GAMBARU!!

By Rouli Esther Pasaribu


Terus terang aja, satu kata yang bener2 bikin muak jiwa raga setelah tiba di Jepang dua tahun lalu adalah : GAMBARU alias berjuang mati-matian sampai titik darah penghabisan. Muak abis, sumpah, karena tiap kali bimbingan sama prof, kata-kata penutup selalu : motto gambattekudasai (ayo berjuang lebih lagi), taihen dakedo, isshoni gambarimashoo (saya tau ini sulit, tapi ayo berjuang bersama-sama), motto motto kenkyuu shitekudasai (ayo bikin penelitian lebih dan lebih lagi). Sampai gw rasanya pingin ngomong, apa ngga ada kosa kata lain selain GAMBARU? apaan kek gitu, yang penting bukan gambaru.

Gambaru itu bukan hanya sekadar berjuang2 cemen gitu2 aja yang kalo males atau ada banyak rintangan, ya udahlah ya...berhenti aja. Menurut kamus bahasa jepang sih, gambaru itu artinya : "doko made mo nintai shite doryoku suru" (bertahan sampai kemana pun juga dan berusaha abis-abisan) 



Gambaru itu sendiri, terdiri dari dua karakter yaitu karakter "keras" dan "mengencangkan". Jadi image yang bisa didapat dari paduan karakter ini adalah "mau sesusah apapun itu persoalan yang dihadapi, kita mesti keras dan terus mengencangkan diri sendiri, agar kita bisa menang atas persoalan itu" (maksudnya jangan manja, tapi anggap semua persoalan itu adalah sebuah kewajaran dalam hidup, namanya hidup emang pada dasarnya susah, jadi jangan ngarep gampang, persoalan hidup hanya bisa dihadapi dengan gambaru, titik.).

Terus terang aja, dua tahun gw di jepang, dua tahun juga gw ngga ngerti, kenapa orang2 jepang ini menjadikan gambaru sebagai falsafah hidupnya. Bahkan anak umur 3 tahun kayak Joanna pun udah disuruh gambaru di sekolahnya, kayak pake baju di musim dingin mesti yang tipis2 biar ngga manja terhadap cuaca dingin, di dalam sekolah ngga boleh pakai kaos kaki karena kalo telapak kaki langsung kena lantai itu baik untuk kesehatan, sakit2 dikit cuma ingus meler2 atau demam 37 derajat mah ngga usah bolos sekolah, tetap dihimbau masuk dari pagi sampai sore, dengan alasan, anak akan kuat menghadapi penyakit jika ia melawan penyakitnya itu sendiri. Akibatnya, kalo naik sepeda di tanjakan sambil bonceng Joanna, dan gw ngos2an kecapean, otomatis Joanna ngomong : Mama, gambare! mama faitoooo! (mama ayo berjuang, mama ayo fight!). Pokoknya jangan manja sama masalah deh, gambaru sampe titik darah penghabisan it's a must!

Gw bener2 baru mulai sedikit mengerti mengapa gambaru ini penting banget dalam hidup, adalah setelah terjadi tsunami dan gempa bumi dengan kekuatan 9.0 di jepang bagian timur. Gw tau, bencana alam di indonesia seperti tsunami di aceh, nias dan sekitarnya, gempa bumi di padang, letusan gunung merapi....juga bukanlah hal yang gampang untuk dihadapi. Tapi, tsunami dan gempa bumi di jepang kali ini, jauuuuuh lebih parah dari semuanya itu. Bahkan, ini adalah gempa bumi dan tsunami terparah dan terbesar di dunia. Wajaaaaaaar banget kalo kemudian pemerintah dan masyarakat jepang panik kebingungan karena bencana ini. Wajaaaaar banget kalo mereka kemudian mulai ngerasa galau, nangis2, ga tau mesti ngapain. Bahkan untuk skala bencana sebesar ini, rasanya bisa "dimaafkan" jika stasiun-stasiun TV memasang sedikit musik latar ala lagu-lagu ebiet dan membuat video klip tangisan anak negeri yang berisi wajah-wajah korban bencana yang penuh kepiluan dan tatapan kosong tak punya harapan. Bagaimana tidak, tsunami dan gempa bumi ini benar-benar menyapu habis seluruh kehidupan yang mereka miliki. Sangat wajar jika kemudian mereka tidak punya harapan.

Tapi apa yang terjadi pasca bencana mengerikan ini? Dari hari pertama bencana, gw nyetel TV dan nungguin lagu-lagu ala ebiet diputar di stasiun TV. Nyari-nyari juga di mana rekening dompet bencana alam. Video klip tangisan anak negeri juga gw tunggu2in. Tiga unsur itu (lagu ala ebiet, rekening dompet bencana, video klip tangisan anak negeri), sama sekali ngga disiarkan di TV. Jadi yang ada apaan dong? Ini yang gw lihat di stasiun2 TV :
1. Peringatan pemerintah agar setiap warga tetap waspada
2. Himbauan pemerintah agar seluruh warga jepang bahu membahu menghadapi bencana (termasuk permintaan untuk menghemat listrik agar warga di wilayah tokyo dan tohoku ngga lama-lama terkena mati lampu)
3. Permintaan maaf dari pemerintah karena terpaksa harus melakukan pemadaman listrik terencana
4. Tips-tips menghadapi bencana alam
5. nomor telepon call centre bencana alam yang bisa dihubungi 24 jam
6. Pengiriman tim SAR dari setiap perfektur menuju daerah-daerah yang terkena bencana
7. Potret warga dan pemerintah yang bahu membahu menyelamatkan warga yang terkena bencana (sumpah sigap banget, nyawa di jepang benar-benar bernilai banget harganya)
8. Pengobaran semangat dari pemerintah yang dibawakan dengan gaya tenang dan tidak emosional : mari berjuang sama-sama menghadapi bencana, mari kita hadapi (government official pake kata norikoeru, yang kalo diterjemahkan secara harafiah : menaiki dan melewati) dengan sepenuh hati
9. Potret para warga yang terkena bencana, yang saling menyemangati : *ada yang nyari istrinya, belum ketemu2, mukanya udah galau banget, tapi tetap tenang dan ngga emosional, disemangati nenek2 yang ada di tempat pengungsian : gambatte sagasoo! kitto mitsukaru kara. Akiramenai de (ayo kita berjuang cari istri kamu. Pasti ketemu. Jangan menyerah)
*Tulisan di twitter : ini gempa terbesar sepanjang sejarah. Karena itu, kita mesti memberikan usaha dan cinta terbesar untuk dapat melewati bencana ini; Gelap sekali di Sendai, lalu ada satu titik bintang terlihat terang. Itu bintang yang sangat indah. Warga Sendai, lihatlah ke atas.

Sebagai orang Indonesia yang tidak pernah melihat cara penanganan bencana ala gambaru kayak gini, gw bener-bener merasa malu dan di saat yang bersamaan : kagum dan hormat banget sama warga dan pemerintah Jepang. Ini negeri yang luar biasa, negeri yang sumber daya alamnya terbatas banget, negeri yang alamnya keras, tapi bisa maju luar biasa dan punya mental sekuat baja, karena : falsafah gambaru-nya itu. Bisa dibilang, orang-orang jepang ini ngga punya apa-apa selain GAMBARU. Dan, gambaru udah lebih dari cukup untuk menghadapi segala persoalan dalam hidup.

Bener banget, kita mesti berdoa, kita mesti pasrah sama Tuhan. Hanya, mental yang apa-apa "nyalahin" Tuhan, bilang2 ini semua kehendakNya, Tuhan marah pada umatNya, Tuhan marah melalui alam maka tanyalah pada rumput yang bergoyang... ..I guarantee you 100 percent, selama masih mental ini yang berdiam di dalam diri kita, sampai kiamat sekalipun, gw rasa bangsa kita ngga akan bisa maju. Kalau ditilik lebih jauh, "menyalahkan" Tuhan atas semua bencana dan persoalan hidup, sebenarnya adalah kata lain dari ngga berani bertanggungjawab terhadap hidup yang dianugerahkan Sang Pemilik Hidup. Jika diperjelas lagi, ngga berani bertanggungjawab itu maksudnya : lari dari masalah, ngga mau ngadepin masalah, main salah2an, ngga mau berjuang dan baru ketemu sedikit rintangan aja udah nangis manja.

Kira-kira setahun yang lalu, ada sanak keluarga yang mempertanyakan, untuk apa gw menuntut ilmu di Jepang. Ngapain ke Jepang, ngga ada gunanya, kalo mau S2 atau S3 mah, ya di eropa atau amerika sekalian, kalo di Jepang mah nanggung. Begitulah kata beliau. Sempat terpikir juga akan perkataannya itu, iya ya, kalo mau go international ya mestinya ke amrik atau eropa sekalian, bukannya jepang ini. Toh sama-sama asia, negeri kecil pula dan kalo ga bisa bahasa jepang, ngga akan bisa survive di sini. Sampai sempat nyesal juga,kenapa gw ngedaleminnya sastra jepang dan bukan sastra inggris atau sastra barat lainnya. Tapi sekarang, gw bisa bilang dengan yakin sama sanak keluarga yang menyatakan ngga ada gunanya gw nuntut ilmu di jepang. Pernyataan beliau adalah salah sepenuhnya. Mental gambaru itu yang paling megang adalah jepang. Dan menjadikan mental gambaru sebagai way of life adalah lebih berharga daripada go international dan sejenisnya itu. Benar, sastra jepang, gender dan sejenisnya itu, bisa dipelajari di mana saja. Tapi, semangat juang dan mental untuk tetap berjuang abis-abisan biar udah ngga ada jalan, gw rasa, salah satu tempat yang ideal untuk memahami semua itu adalah di jepang. Dan gw bersyukur ada di sini, saat ini. Maka, mulai hari ini, jika gw mendengar kata gambaru, entah di kampus, di mall, di iklan-iklan TV, di supermarket, di sekolahnya joanna atau di mana pun itu, gw tidak akan lagi merasa muak jiwa raga. Sebaliknya, gw akan berucap dengan rendah hati : Indonesia jin no watashi ni gambaru no seishin to imi wo oshietekudasatte, kokoro kara kansha itashimasu. Nihon jin no minasan no yoo ni, gambaru seishin wo mi ni tsukeraremasu yoo ni, hibi gambatteikitai to omoimasu. (Saya ucapkan terima kasih dari dasar hati saya karena telah mengajarkan arti dan mental gambaru bagi saya, seorang Indonesia. Saya akan berjuang tiap hari, agar mental gambaru merasuk dalam diri saya, seperti kalian semuanya, orang-orang Jepang).
Say YES to GAMBARU! 


Kamis, 31 Maret 2011

Yes, I'm an Indonesian

Semalam saya hampir mati ketawa. Ini serius! Karena saya benar-benar susah untuk bernafas saking tertawa terpingkal-pingkal. Lho, emang ada apa? Oke saya cerita ya.

Saya menonton "Laskar Dagelan from Jogja with Love" karya Butet Kartaredjasa, disutradarai Djaduk Ferianto, cerita oleh Agus Noor, dan musik dari Jogja Hip Hop Foundation. 

 Siapa yang tak kenal beliau-beliau ini? Dan hasil karyanya tak perlu dipertanyakan. Awalnya saya mendapat sms pemberitahuan dari mbak Hemma, ticketing di GBB. Melihat judulnya saya langsung tertarik dan juga karena saya sudah lama sekali tidak menonton teater. Dari judul yang terbersit di otak saya adalah ini teater musikal plesetan dari Laskar Pelangi (yang sayangnya saya kehabisan tiket waktu itu). Pendek cerita akhirnya berangkatlah saya 30 Maret 2011 ke GBB TIM dan menonton bersama 3 teman saya.
Ternyata banyak sekali seniman kawakan yang terlibat di dalamnya, Marwoto, Susilo a.k.a Den Baguse, Moh. Marzuki JHF, JogjaHipHopFoundation, show imah, yu Ningsih, Joned, Gareng Rakasiwi, Wisben, dan bintang tamu Hanung Bramantyo. Terang saja peminatnya banyak sekali, sampai-sampai ada show tambahan di tgl 30 Maret jam 15.00wib plus screen di luar untuk mereka yang ingin menonton tapi tidak kebagian tiket. Dan jangan heran kalau sepanjang jalan Gondangdia - Cikini makin macet karena pada mau ke TIM :)
Dalam Laskar Dagelan ini memasukkan anasir musik hip hop ke dalam kultur kehidupan masyarakat Jogja dimana isu monarki yang sedang santer. Di tengah situasi itu, sejumlah komedian merasa kehilangan pekerjaan karena makin hari kalah lucu dari para politikus. Dan mereka mencoba memprotes. Di saat yang sama ada kisah cinta yang rumit dan mengejutkan. Kisah itu ingin mencoba memotret bagaimana Jogja bagian penting dari proses menjadi Indonesia. Ada sejarah yang tak terpisahkan dari masyarakat Jogja dan Indonesia. Sebuah proses yang mesti terus ditumbuhkan, hingga kita meyakini bahwa Indonesia kini adalah Indonesia Kita.
Laskar Dagelan ini merupakan acara pembuka dari serangkaian Indonesia Kita. Ada 6 event yang terangkai dalam Indonesia Kita, yaitu Laskar Dagelan, Beta Maluku, Musikal Ludruk, Akar Zapin Akar Melayu, Reaktualisasi Seni dari Timur, dan Silang Budaya & Jenaka Foklore Lelucon Rakyat. Jadi, siap-siap menabung ya untuk menonton karya Butet :)
Walaupun Laskar Dagelan ini didominasi dengan dialog berbahasa Jawa tapi bisa dinikmati mereka yang tidak bisa berbahasa jawa. Contohnya teman saya dari suku Batak, dia nge-tweet demikian:
"Just little bit info from my experience :). Pertama kalinya lihat langsung teater musikal diajakin @chubbynduth niatnya beliin dia tiket sbg kado ultah. Mau ikut nonton tentu karena ada nama2 seniman terkenal awalnya sekaligus melihat budaya dari satu suku. I know how much @ThomasAndesta very proud with his culture and sometimes I ignore that. Yang ditonton budaya Yogya dan ditemani oleh orang2 Jawa, awalnya tidak paham bahasa teater dari teater tersebut, wajar saya bukan Jawa. Awalnya ditranslate oleh @ThomasAndesta tapi lama kelamaan enggak banyak, karena saya terbuai dengan pentasnya. Dari lagu, tarian, percakapan, dan settingnya. Entah kenapa saya merasa memahami pembicaraannya. The name is DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) of course it is special, I'm have a feeling like I'm apart of Yogya even i'm not. DIY also apart of Indonesia that's why also apart of me, I'm Indonesian. And we have so many culture and we must proud & take care of it. As Indonesian lets start to our culture & keep it, don't let anybody took it from you, jangan sampai kejadian disahkan negara lain baru ngamuk2."
Itu salah satu bukti bahwa Laskar Dagelan berhasil memikat penontonnya. Bagaimana tidak, dengan setting yang sederhana, tarian yang memukau, sindiran satir yang dikemas dengan guyonan-guyonan plus pisuhan-pisuhan dengan "krama inggil" sangat menghibur penonton. Mengajak penonton untuk berpikir mengenai fenomena yang ada di sekitar kita tapi tidak terlalu membebani kita.
Penampilan Show Imah, sinden kita, yang menyanyikan Umbrella-nya Rihanna dengan bahasa Jawa, sangat oke sekali. Kekompakan Marwoto dan Den Baguse yang nggasaki Hanung sampai speechless, enerjiknya Yu Ningsih, lagu-lagu yang dinyanyikan Kill TheDJ&JHF yang menohok nurani kita, dan penampilan lainnya perlu diacungi jempol.
Di Laskar Dagelan ini saya sampai susah nafas karena tertawa terus, terus, dan terus. Inilah yang membuat saya hampir mati ketawa. Sensasinya seperti main Halilintar di Dufan 1 jam nonstop, serasa jantung mau berhenti berdetak.
Dan bulan Mei, saatnya budaya Maluku yang dipentaskan, dan saya siap menontonnya :)